BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Nuzulul Qur’an (Turunnya Al-Qur’an )
Menurut Jumhurul Ulama’ arti Nuzulul
Qur’an itu secara hakiki tidak cocok untuk Al-Qur’an sebagai kalam Allah yang
berada pada dzat-Nya. Sebab , dengan memakai ungkapan “diturunkan” menghendaki
adanya materi kalimat atau lafal atau tulisan huruf yang riel yang harus diturunkan.
Karena itu harus menggunakan arti majazi, yaitu menetapkan / memantapkan /
memberitahukan /menyampaikan Al-Qur’an, baik di sampaikan Al-Qur’an itu ke Lauhil
Mahfudz atau ke Baitul Izzah di langit dunia, maupun kepada Nabi Muhammad SAW.
B. Tahap-tahap Al-Qur’an di turunakan
Yang dimaksud dengan “
tahap-tahap turunnya Al-Qur’an” ialah tertib dari fase-fase disampaikan kitab
suci Al-Qur’an, mulai dari sisi Allah hingga langsung kepada Nabi Muhammad SAW,
kitab suci ini tidak seperti kitab-kitab suci sebelumnya. Sebab kitab suci ini
diturunkan secara bertahap, sehingga betul-betul menunjukkan
kemukjizatannya.
Allah SWT telah memberikan
penghormatan kepada Al-Qur’an dengan membuat turnnya tiga tahap;
1. Tahap Pertama Turun Di Lauh Mahfudz (اللوح المحفوظ )
sebagaimana dalm
firman allah:
بل هو قرأن مجيد . في لوح
محفوظ.
Artinya: bahkan
yang di dustakan itu ialah Al-Qur’an yang mulia, yang tersimpan di Lauhul
Mahfudz ( QS. Al-Buruj 21).
Wujudnya
Al-Qur’an di Lauhu Mahfudz adalah dalam suatu cara dan tempat yang tidak bisa
diketahui kecuali oleh Allah sendiri. dalam Lauhul Mahfudz Al-Qur’an berupa
kumpualn lengkap tidak terpisah-pisah.
Hikmah
dari Tanazul tahap pertama ini adalah seperti hikmah dari eksistensi Lauhul
Mahfudz itu sendiridan fungsinya sebagai tempat catatan umum dari segala hal
yang ditentukan dan diputuskan Allah dari segala makhluq alam dan semua
kejadian. Dan membuktikan kebesaran kekuasaan Allah SWT dan keluasaan ilmunya
serta kekuatan kehendak dan kebijaksanaa-Nya
2.
Tahap Kedua Di Baitul Izzah (بيت العزة )
yaitu
tempat mulia di langit yaitu langit pertama, atau langit yang terdekat dengan
bumi. Berdasarkan firman allah:
إِِِِنَّا
أَنْزَلْناَهُ فِى لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
Artinya:
sesungguhanya kami menurunkannya (al-qur’an )pada suatu malam yang diberkahi. (QS. Ad-dukhan: 3)
Ayat tersebut menunjukkan turunnya Al-Qur’an
tahap kedua ini dan cara turunnya, yaitu secara sekaligus turun seluruh isi
al-qur’an dari lauhul mahfudz ke baitul izzah, sebelum di sampaikan ke nabi
Muhammad SAW
3. tahap ketiga.
Al-Qur’an turun dari dari Baitul Izzah di
langit dunia langsung kepada nabi Muhammad. Artinya, Al-Qur’an disampaikan
langsung kepada Nabi Muhammad, baik melalui perantara Malaikat Jibril ataupun
secara langsung ke dalam hati sanubari nabi Muhammad SAW, maupun dari balik
tabir.
Dalilnya
ayat Al-Qur’an antara lain:
ولقد
أنزلناه إليك ايت بينت
Artinya: dan
sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas.” (Q.S.
al-baqoroh:99)
نزل
به الروح الامين . على قلبك لتكون من المنذربن
Artinya: ia (al-qur’an ) dibawa turun oleh Ar-Ruhul Al-Amin (Jibril)
kedalam hatimu (Muhammad)agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang
yang memberi peringatan.” (Q.S. asy-syu’ara: 193-194)
C. Sejarah
turunnya al-qur’an kepada nabi Muhammad SAW.
1. Waktu turunya alqur’an
Al-Qur’an diturunkan secara
berangsur-angsur berupa beberapa ayat dari sebuah surat
atau sebuah surat
ynag pendek secara lengkap. Dan penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan
memakan waktu lebih kurang 23 tahun, yakni 13 tahun waktu nabi masih tingggal
di makkah sebelum hijrah dan 10 tahun waktu nabi hijrah ke madinah.
Sedangka permulaan turunya Al-Qur’an adalah pada malam lailatul qadar, tanggal 17 Ramadhan
pada waktu Nabi telah berusia 41 tahun bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M, sewaktu beliau sedang
berkhalwat (meditasi ) di dalam gua hira’ di atas Jabal Nur. Ayat yang pertama
kali turun adalah 1-5 surah al-alaq:
إقراء
با سم ربك الذى خلق.خلق الإنسان من علق. إقراء وربك الآكرم. الذى علم بالقلم . علم
الإنسان مالم يعلم
Sedangkan
wahyu yang terakhir yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah surat Al-Maidah:3, pada
waktu nabi sedang berwukuf di Arafah melaukan Haji Wada’pada tanggal 9 Dzul hijjah
10 H, yaitu ayat:
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت
عليكم نعمتى ورضيت لكم الاسلام دينا.
Artinya:
pada hari ini telah ku-sempurnakan untukmu
agamamu dan telah ku-cukupkan nikmat-ku kepadamu, serta ku-ridhai bagimu Islam sebagai
agamamu
2.
periodesasi turunya alqur’an
Masa
turunnya Al-Qur’an sealam 22 tahun lebih tersebut terbagi dalam dua periode,
sebagai berikut:
- Periode pertama adalah Makkah. Yaitu, Wahyu Ilahi yang diturunkan sebelum hijrah tersebut di sebut surat/ ayat makkiyah merupakan 19/30 dari Al-Qur’an, yang menurut Ahli Tahkiq selama 12 tahun 5 bulan dan lebih 13 hari. Dan terdiri dari 90 surah yang mencakup 4.773 ayat. surat dan ayatnya pendek-pendek dan gaya bahasanya singkat-padat ( Ijaz ), karena sasaran pertama dan utama pada periode ini adalah orang-orang arab asli ( Suku Quraisy )yang sudah tentu paham benar akan bahasa Arab. Mengenai isi surat/ayat Makkiyah pada umumnya berupa ajakan untuk bertauhid yang murni atau ketuhanan yang Maha Esa secara murni dan juga tentang pembinaan mental dan akhlaq.
- Periode kedua adalah periode Madinah. Yaitu, wahyu Ilahi yang turun sesudah hijrah disebut surat/ayat Madaniyyah dan merupakan 11/30 dari Al-Qur’an. Selam 9 tahun 9 bulan lebih 9 hari, yang terdiri dari 24 surah yang meliputi 1463 ayat. surat dan ayatnya panjang-panjang dan gaya bahasanya panjang lebar dan lebih jelas ( Ithnab ), karena sasarannya bukan hanya orang-orang arab asli, melainkanjuga non arab dari berbagai bangsa yang telah mulai masuk islam dan sudah tentu mereka belum menguasai bahasa arab. Mengenai isi surat/ayat Madaniyyah pada umumnya berupa norma-norma hukum untuk pembentukan dan pembinaan suatu masyarakat / umat islam dan Negara yang adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
D. Hikmah dan rahasia al-qur’an diturunkan berangsur-angsur
1)
Memperkuat dan memperkokoh hati Nabi
Muhammad SAW karena turunnya wahyu baru, membuat kegembiraan yang memenuhi hati
nabi, mempermudah dalam menghafal, memahami dan hikmahnya yang di dalamnya
memperkuat perkara yang haq dan membatalkan perkara yang batal.
2)
Bertahap dalam mendidik umat yang sedang
tumbuh baik dengan Ilmy maupun dengan Amaly, disamping mempermudah hafalan dan
pemahaman Al-Qur’an bagi orang arab agar kaum Muslimin menengok kepada
kesalahan mereka yang perlu diperbaiki serta menunjukkan kebenaran kepada
mereka.
3)
Bertahap dalam menanamkan keyakinan dan
ibadah yang benar serta budi pekerti yang luhur.
4)
Menunjukkan bahwa sumber Al-Qur’an adalah
Kalam Allah SWT sendiri.
5)
Turun berangsur-angsur dalam beberapa
masa, sejalan dengan situasi, peristiwa dan kejadian kejadian.
E. Sejarah
penulisan Al-Qur’an
Penulisan/penghimpunan Al-Qur’an
mengalami 3 ( tiga ) periode yaitu:
1.
penulisan Al-Qur’an pada periode Nabi Muhammad SAW
Nabi
menunjuk beberapa sahabat yang pandai tulis baca sebagai penulis Wahyu, antara
lain empat sahabat nabi yang terkemuka, Mu’awiyah, Zaid Bin Tsabit, Ubay Bin
Ka’ab Dan Khalid Bin Walid.
Para penulis wahyu itu diperinatah Nabi untuk menuliskan
setiap wahyu yang diterimanya dan meletakkan urut-urutanya sesuai dengan
petunjuk nabi berdasarkan petunjuk tuhan lewat Jibril. Dan kemudian Nabi
bersabda:
ضعوا
هذه السورة فى الموضع الذي يذكر فيه كذا ركذا
Artinya:
“letakkan surat
ini pada tempat yang disebutkan didalamnya ungkapan ini dan itu”
Kemudian ayat-ayat Al-Qur’an yang telah
ditulis dihadapan Nabi di atas benda-benda yang bermacam-macam antara lain batu,
tulang, kulit binatang, pelepah kurma dan sebagainya. Semuanya itu disimpan di
rumah Nabi dalam keadaan terpencar-pencar ayatnya belum dihimpun dalam
suatu Mushaf Al-Qur’an, dan diperkuat
dengan naskah-naskah Al-Qur’an yang dibuat oleh para penulis untuk pribadi
masing-masing serta ditunjang oleh hafalan para sahabat yang Hafidz Al-Qur’an yang
tidak sedikit jumlahnya, maka semuanya itu menjamin Al-Qur’an tetap terpelihara secara lengkap
dan murni.
2.
Penulisan Al-Qur’an
pada periode Khalifah Abu Bakar
Setelah
Nabi wafat dan Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah, terjadilah gerakan
pembangkangan membayar zakat dan gerakan keluar dari agama islam (Murtad) dibawah
pimpinan Musailamah. Gerakan ini segera di tindak Oleh Abu Bakar dengan
mengirimkan pasukan di bawah Khalid Bin Walid. Terjadilah clash fisik di Yamamah
yang menimbulkan banyak korban di kalangan Islam termasuk 70 sahabat yang Hafidz
Al-Qur’an terbunuh sebagai Syuhada’
Peristiwa itu mendorong umar untuk menyarankan
kepada Khalifah segera menghimpun
ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf, karena kawatir kehilangan
sebagian Al-Qur’an dengan wafatnya sebagian
para penghafalnya. Ide sahabat Umar di terima oleh Abu Bakar,
kemudian ia memerintahkan Kepada Zaid
Bin Tsabit agar segera menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf/suhuf
Zaid
sangat berhati-hati dalam menjalankan tugas ini, ia berpegangan pada dua hal,
ialah:
1.
Ayat-ayat
Al-Qur’an yang ditulis di hadapan nabi dan di simapn di rumah Nabi Muhammad
SAW.
2.
Ayat-ayat
yang dihafal oleh para sahabat yang Hafidz Al-Qur’an.
Zaid
tidak mau menerima tulisan ayat-ayat Al-Qur’an kecuali kalau disaksikan dengan
dua orang saksi yang adil bahwa ayat itu benar-benar ditulis dihadapan Nabi atas
perintah/ petunjuknya. Tugas penulisan ini oleh zaid dapat di laksanakan dalam
waktu kurang lebih 1 (satu) tahun, yakni antara sesudah terjadi perang Yamamah
dan sebelum Abu Bakar wafat.
Mushaf
karya Zaid Bin Tsabit ini kemudian disimpan oleh Abu Bakar dan kemudian Umar setelah Abu Bakar wafat,. Kemudian disimpan
hafsah setelah Umar mangkat atas pesan Umar, dengan pertimbangan bahwa Hafsah adalah
istri nabi yang hafidz Al-Qur’an dan pandai baca tulis.
3. Penulisan/ penghimpunan
Al-Qur’an periode Khalifah Utsman Bin Affan
Pada masa pemerintahan Utsman, terjadilah
perbedaan bacaan Al-Qur’an di kalangan umat islam dan kalau dibiarkan, bisa
menggganggu persatuan dan kesatuan umat Islam. Karena itu sahabat Hudzaifah menyarankan
kepada khalifah agar berusaha mengusahakan keseragaman bacaaan Al-Qur’an.
Khalifah
Utsman dapat menerima ide Hudzaifah, kemudian membentuk panitia terdiri dari
empat orang, yakni: Zaid Bin Tsabit, Sai’id Bin Al-Ash, Abdullah Bin Al-Zubair
Dan Abdurrahman Bin Harits Bin Hisyam. Panitia ini diketuai oleh Zaid dan
bertugas menyalin Al-Qur’an yang disimapn oleh Hafsah, sebab suhuf Hafsah ini
di pandang sebagai naskah Al-Qur’an standart.
Panitia
Zaid diperintah menyalin suhuf Hafsah dalam jumlah beberapa buah untuk
dikirimkan ke beberapa daerah Islam disertai intruksi bahwa semua suhuf yang
berbeda dengan Mushaf Utsman yang terkirim itu harus di musnahkan / dibakar.
Setelah
panitia Zaid berhasil melaksanakan tugasnya, mushaf Hafsah yang dipinjamnya
dikembalikan ke Hafsah. Marwan Bin Al-Hakam seoarang Khalifah Bani Umayyah,
pernah meminta Hafsah agar suhufnya dibakar, tetappi ditolak oleh Hafsah. Baru
setelah hafsah wafat, suhufnya di ambil oleh Marwan dan kemudian dibakarnya.
Tindakannya terpaksa dilakukan, demi untuk menagamankan keseragaman mushaf Al-Qur’an
yang telah diusahakan oleh Khlaifah Utsman, dan lagi untuk menghindari
keragu-raguan umat Islam di masa yang akan dating terhadap mushaf Al-Qur’an,
jika masih terdapat dua macam naskah (Suhuf Hafsah dan Mushaf Utsman).
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengertian turunnya alqur’an ialah menetapkan / memantapkan /
memberitahukan /menyampaikan Al-Qur’an, baik di sampaikan Al-Qur’an itu ke
Lauhil Mahfudz atau ke Baitul Izzah di langit dunia, maupun kepada Nabi
Muhammad.
tahap-tahap turunnya Al-Qur’an” ialah tertib dari fase-fase disampaikan
kitab suci Al-Qur’an, mulai dari sisi Allah hingga langsung kepada Nabi
Muhammad SAW, kitab suci ini tidak seperti kitab-kitab suci sebelumnya. Sebab
kitab suci ini diturunkan secara bertahap, sehingga betul-betul menunjukkan
kemukjizatannya.
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dari
sebuah surat
atau sebuah surat
ynag pendek secara lengkap. Dan penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan
memakan waktu lebih kurang 23 tahun, yakni 13 tahun waktu nabi masih tingggal
di makkah sebelum hijrah dan 10 tahun waktu nabi hijrah ke madinah.
Sedangka permulaan turunya
Al-Qur’an adalah pada malam Lailatul
Qadar, tanggal 17 Ramadhan pada waktu Nabi telah berusia 41 tahun
bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M,
sewaktu beliau sedang berkhalwat (meditasi ) di dalam gua hira’ di atas Jabal
Nur. Ayat yang pertama kali turun adalah 1-5 surah Al-Alaq:
Sedangkan Penulisan/penghimpunan
Al-Qur’an mengalami 3 ( tiga ) periode
yaitu:
1)
penulisan Al-Qur’an pada periode Nabi Muhammad SAW
2)
Penulisan Al-Qur’an
pada periode Khalifah Abu Bakar
3)
Penulisan/ penghimpunan Al-Qur’an periode Khalifah Utsman
Bin Affan
Setelah kita
mengetahui dari sejarah turunnya al-qur’an al-karim, dan sejarah penulisan
Al-Qur’an yang begitu panjang prosesnya, semoga menimbulkan ketebalan iman kita
terhadap Al-Qur’an. Dan kita mau mengamalkan apa yang di perintahkan dalam
Al-Qur’an dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Al-Qur’an, sehingga kita akan selamat di Dunia
maupun di Akherat kelak, Amin…
DAFTAR PUSTAKA
- Masjfuk
Zuhdi,Drs. Pengantar Ulumul Quran, PT. Bina Ilmu, Surabaya. 1980
- Taufiqurrohman, Drs. M. Ag. Studi Ulumul Quran
Telaah Atas Mushaf Utsmani,
Pustaka Setia. Bandung,
2003
-
Rosihan Anwar, M. Ag. Ulumul Quran, Pustaka Setia. Bandung, 2001
- Djalal, Prof. Dr. H. Abdul. H. A, Ulumul Quran,
Dunia Ilmu, Surabaya.
2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar